Biru, suatu ketika dimasa lalu
Maafkan keputusanku, pergi dari kota gelisah
menyeret sisa-sisa pertemuan kita
barangkali ada yang berharga untuk dijadikan tiang-tiang kesaksian
bahwa kita pernah bersama
Langitku telah cukup lama murung
ingin sekali menumpahkan kekesalannya lewat hujan yg dahsyat
Namun aku pergi bukan karena itu
bukan juga karenamu
Aku ingin membangun kota damai dari bongkahan perasaanku yang paling akhir
Bukan dari lempengan baja atau kayu yang panas terbakar
Disana akan kusapa kenangan kita dengan tangan penuh embun
Akan kupelihara kenangan tentangmu dengan senyum
Lantas suatu saat nanti bila keberanian telah terkumpul
mungkin akan kukirim surat kepadamu,
maafkan aku...